Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu macam program
computer yang memungkinkan pengguna untuk bekerja dengan menggunakan
peta digital secara cepat dan fleksibel.
1. SIG biasanya digunakan
untuk menampilkan informasi yang bersifat spasial, misalkan untuk
menditeksi penyebaran penyakit demam berdarah, untuk mengetahui
penyebaran penduduk, atau untuk melihat pemetaan cuaca. Dengan
menggunakan SIG, informasi yang ditampilkan lebih jelas dan interaktif
karena ditampilkan dengan menggunakan kakas bantu peta digital.
Sejarah dibuatnya Sistem Informasi Geografis berawal dari wabah kolera
di Perancis pada tahun 1832.
Saat salah satu geografis Perancis
memetakan 48 distrik yang dibedakan pewarnaannya berdasarkan tingkat
kematian penduduk.
Peta Informasi Geografis wabah kolera di Perancis tahun 1832
Sistem Informasi Geografis mampu mengintegrasikan, menyimpan,
menyunting, menganalisis, dan berbagi informasi geografis untuk
mengambil keputusan. SIG modern menggunakan teknologi digital yang mampu
mengolah data dengan banyak metode.
Metode pengolahan data yang paling
sering digunakan adalah metode digitalisasi data, yakni peta asli atau
rencana survey ditransfer menjadi peta digital menggunakan program
Computer-Aided Design (CAD) dengan kemampuan geo-referencing.
Tingkat keakurasian Sistem Informasi Geografis tergantung pada sumber
data dan cara mengkodekannya menjadi refernsi data.
2. Sistem
informasi geografis yang bersumber pada data yang tidak cukup akurat
memiliki tingkat akurasi yang rendah. Pada informasi geografis yang
konservatif. Peta kertas biasa memiliki tingkat keakurasian yang tidak
terlalu tinggi. Seiring berjalannya waktu, tingkat keakurasian sistem
informasi geografis meningkat. Saat ini, pengguna sistem inrformasi
geografis dapat memperoleh keakurasian posisi yang tinggi dengan
menggunakan teknologi Geographics Positioning System(GPS).
Proses pengolahan data yang diperoleh dari berbagai sumber data selanjutnya akan diproses
untuk ditampilkan dalam peta digital. Terdapat enam proses dalam
pengolahan data menjadi informasi. Enam proses itu adalah sebagai
berikut:
1. Pemasukan Data
Tahap pemasukan data merupakan tahap memasukan data mentah yang baik
berasal dari data analog yang diperoleh dari peta kertas biasa maupun
berasal dari data digital. Untuk memasukan data analog, Sistem Informasi
Geografis terlebih dahulu mengubahnya menjadi data digital. Proses
pengubahan ini dibantu dengan menggunakan alat digitizer.
2. Manipulasi Data
Data yang telah digitalisasi dan dimasukan sistem akan direpresentasikan
dalam suatu struktur data tertentu. Dalam tahap ini, SIG memanipulasi
data agar selanjutnya dapat dioleh dengan lebih mudah.
3. Manajemen Data
Setelah data dimanipulasi, data tersebut disimpan ke dalam sistem
penyimpanan data / DataBase Management System (DBMS). DBMS memiliki
kapasitas penyimpanan yang cukup besar untuk menyimpan data spasial SIG. SIG dapat sewaktu – waktu memuat kembali data yang telah disimpan di
dalam DBMS.
4. Query dan Analisis
Proses ini merupakan proses pencarian dan penentuan keputusan. Pencarian
dilakukan sesuai permintaan pengguna SIG. Data yang terkait dengan kata
kunci yang diberikan akan dicari di DBMS. Kemudian hasil carian itu
dianalisis, yang juga berdasar atas permintaan pengguna. Setelah dicari
dan dianalisis data siap untuk ditampilkan.
5. Visualisasi
Tahapan terakhir ini adalah tahapan menampilkan informasi yang inginkan
oleh pengguna SIG.
MANFAAT SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN
Tata lahan yang baik adalah tata lahan yang teratur penempatannya
berdasarkan variabel – variabel tertentu tertentu mengenai penempatan
lahan. SIG berperan untuk memetakan lahan agar pemerintah atau dinas
yang terkait dapat mendapat informasi mengenai lahan tertentu yang akan
digarap. Misalnya, pada perencanaan pembangunan rumah sakit. Rumah sakit
akan dibangun pada lokasi yang merupakan lahan untuk perkantoran atau
kedinasan, bukan lahan untuk pemukiman. Begitu juga lahan pembuangan
sampah. Tidak pantas jika pemerintah menempatkan lahan sampah di dekat
pemukiman penduduk.
Sistem Informasi Geografis membantu dalam hal memetakan lahan dengan
petak – petak yang diwarnai berdasarkan jenis lahannya. Dalam SIG,
digambarkan pula radius – radius suatu lahan. Dengan demikian terlihat
jelas di sistem, lahan mana yang merupakan lahan perkantoran, lahan mana
yang merupakan lahan pemukiman, dan sebagainya.
INVENTARISASI SUMBER DAYA ALAM
Sistem Informasi Geografis juga bisa dimanfaatkan untuk memetakan sumber
daya alam. Pemerintah ataupun pihak swasta mampu melihat potensi
kekayaan alam melalui sistem informasi geografis. SIG juga dapat
dimanfaatkan untuk mendapat informasi mengenai kawasan lahan potensial
dan lahan kritis, kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak, kawasan
lahan pertanian dan perkebunan, pemanfaatan perubahan penggunaan lahan,
dan rehabilitasi dan konservasi lahan.
UNTUK PENGAWASAN DAERAH BENCANA ALAM
Bencana Alam membutuhkan kakas bantu untuk keperluan prediksi dan
rehabilitasi. Sistem Informasi Geografis mampu memetakan daerah bencana
alam sesuai keterangan – keterangan tertentu. Contoh hal yang bisa
dilakukan SIG dalam hal ini adalah memantau luas wilayah bencana alam,
melakukan pencegahan terjadinya bencana alam pada masa dating
(prediksi), menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana
(rehabilitasi), atau menentukan tingkat bahaya erosi.
SUMBER :
http://dewa18.wordpress.com/2012/04/11/sistem-informasi-geografis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar